Palu (Humas Kemenag Kota Palu) – Pemerintah Daerah Kota Palu melalui Bagian Kesra, menyelenggarakan kegiatan pembekalan muballig tim silaturrahim Ramadhan dengan mengusung tema “Membangun kota Palu yang mandiri, aman dan nyaman, tangguh serta profesional dalam konteks pembangunan berkelanjutan berbasis kearifan lokal dan Keagamaan”, dilaksanakan di Ruang Rapat Bantaya Lantai III Kantor Walikota Palu, Selasa (28/3/2023).
Kakankemenag Kota Palu, H. Nasruddin L. Midu dalam penyampaian materinya mengungkapkan bahwa muballig wajib bersikap lemah lembut, menghindari pikiran dan sikap yang menghina serta menjelek-jelekkan agama atau menhujat Tuhan yang menjadi keyakinan umat Agama lain.
Selain itu, Ia mengatakan sebagai muballig gunakan bahasa yang mudah dimengerti sesuai kemampuan jamaah, materi dakwah harus mempunyai dasar hukum yang kuat, begitu pula menyampaikan dakwah dengan ikhlas sabar dan tidak menghasut.
“Dakwah Islam hendaknya dilakukan secara persuasif tidak menghina dan jauh dari sikap memaksa,“ jelas Kakankemenag.
Kesempatan yang sama, Ketua MUI Kota Palu, Zaenal Abidin menegaskan bahwa dakwah hendaknya dilakukan dengan menafikan unsur-unsur kebencian, esensi dakwah mestilah bermakna yang penuh kebijaksanaan, perhatian, kesabaran dan kasih sayang.
“Muballig harus menyadari bahwa sasaran dakwah adalah masyarakat yang memiliki keragaman sehingga menuntut metode dan materi serta strategi dakwah yang beragam pula sesuai kebutuhan mereka, “ujar Zaenal Abidin.
Selain itu kata ketua MUI tersebut, muballig perlu terbuka menerima perbedaan dan menjauhi sikap ekstrimisme dalam beragama atau mengedepankan nilai-nilai moderasi beragama.
Sementara itu Walikota Palu, Hadianto Rasyid dalam sambutannya mengatakan bahwa Islam merupakan agama yang rahmatan lil alamin, yaitu menjadi rahmat bagi semesta alam. Sehingga dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah Islam agar memberikan kesejukan, ketentraman, kebahagiaan dan kedamaian di hati masyarakat.
Oleh karena itulah dalam berdakwah, Islam menganjurkan untuk memberikan kedamaian dan kebaikan bukan memberikan rasa takut dan penghinaan.
“Seru dan ajaklah manusia kepada jalan Allah SWT dengan lemah lembut dan dakwah Islam yang baik dengan metode atau cara yang baik pula, Sesungguhnya sifat lemah lembut itu tidak berada pada sesuatu melainkan dia akan menghiasinya dengan kebaikan,” tandas Hadianto. (kasman)