Palu (Humas Kemenag Kota Palu) – MTs Negeri 1 Kota Palu menyelenggarakan bimbingan teknis (BIMTEK) persiapan pelaksanaan kurikulum merdeka, di Aula MTs N 1 Kota Palu, Jumat (10/2/2023).

Hadir dalam kegiatan tersebut pengawas pembina MTs N 1, Nurhayati Nadra, kepala Madrasah, Rusdiana Salam, narasumber, Sarita Aryani, Daud Samara, Anwar Faisal, dan ASN MTs Negeri 1 Kota Palu.

Kegiatan di buka langsung pengawas pembina MTs Negeri 1 Kota Palu, Nurhayati Nadra. Dalam sambutannya mengungkapkan bahwa Implementasi kurikulum oleh satuan pendidikan harus memperhatikan ketercapaian kompetensi peserta didik pada satuan pendidikan.

Menurutnya, Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler dengan beragam konten dan lebih optimal, agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para siswa, guru perlu meningkatkan kompetensinya. Kepala Madrasah dan guru yang kompeten diperlukan untuk menerapkan kurikulum merdeka ini. Untuk memiliki kompetensi teruslah belajar, salah satunya dengan mengikuti pelatihan sesuai dengan kebutuhan,” ujar Nurhayati Nadra.

Kepala MTs Negeri 1 Kota Palu, Rusdiana dalam laporannya mengatakan, Madrasah perlu mulai berperan sebagai pemimpin pembelajaran, artinya bahwa madrasah sudah harus memulai untuk memprioritaskan waktu dan energinya lebih banyak untuk memandu perencanaan, pendampingan, dan refleksi proses pembelajaran baik melibatkan tenaga pendidik dan kependidikan, siswa maupun orang tua siswa.

Program Madrasah yang kolaboratif bisa dipandu oleh kepala madrasah dengan mulai melibatkan semua guru mata pelajaran, dan antar kelas yang tetap berorienatasi kepada kebutuhan siswanya,” ucapnya.

Selain itu, berbagi praktik yang dilakukan oleh guru- guru di madrasah, memungkinkan antar guru bisa saling belajar, saling merefleksikan pembelajaran, baik guru sesama mata pelajaran, maupun guru antar mata pelajaran, serta menduplikasikan program guru lain yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa.

“Guru seringkali pula mendapati tantangan di setiap proses mengajarnya. Olehnya itu diperlukan kebiasaan untuk melakukan refleksi agar tidak langsung menyerah, jika mendapati sebuah rintangan atau kesulitan untuk beradaptasi. maka refleksi digunakan untuk melakukan perbaikan pembelajaran demi untuk meningkatkan mutu madrasah,” pungkas Rusdiana. (kasman)

Similar Posts