Palu (Humas Kemenag Kota Palu) – Seringkali kita menyebut diri ini sebagai hamba Allah. Bagaimana sebenarnya ciri-ciri seorang hamba yang dicintai Allah itu. Hal ini dijelaskan Kakankemenag Kota Palu, H. Nasruddin L. Midu, sebagai narasumber pada acara dialog interaktif kajian tematik Mutiara Pagi Islami, dengan presenter Maria Imaculata, Kerjasama Kantor Kemenag Kota Palu dengan LPP RRI Palu, bertempat di Kantor LPP RRI Palu, Rabu (4/1/2023).
Kakankemenag, Nasruddin L. Midu, mengutip Firman Allah dalam QS. Al-Furqan: 63, “Adapun hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka dengan kata-kata yang menghina, mereka mengucapkan salam”.
Menurutnya, kandungan surah Al Furqan ayat 63 ini berisi tentang ciri-ciri dari Ibadurrahman atau hamba-hamba Allah Yang Maha Pengasih. Ciri Ibadurrahman ini salah satunya adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati.
“Setiap orang harus berjalan dengan wajar, tidak menyombongkan diri dalam sikap maupun tindakan. Sebab sikap seperti itu tidak terpuji dan mengakibatkan hal-hal yang negatif dalam pergaulan,” ujar Nasruddin dalam kajian tematik Mutiara Pagi Islami.
Lanjut Ia jelaskan bahwa, bila ada orang yang datang menghina dan berkata kasar padanya, ia tidak akan membalasnya dengan ucapan serupa. Justru dibalasnya dengan penuh sopan dan rendah hati sambil mengucapkan salam.
Nasruddin mengungkapkan, yang disebut sebagai Ibadurrahman atau hamba Allah Yang Maha Pengasih yakni, harus rendah hati tawadhu apa yang diberikan Allah berupa Jabatan itu hanya sebagai titipan, orang yang senantiasa hidup dalam ketaatan kepada Allah, tidak pernah menunda-nunda untuk beribadah dan beramal sholeh, kemudian, menjadikan ridha Allah sebagai tujuan utama dalam hidupnya.
Selain itu Ia katakan, hamba yang dicintai Allah, yakni mereka apabila berjalan di permukaan bumi ini, tidak sombong, tidak merasa lebih hebat walaupun karena jabatannya yang tinggi mungkin karena hartanya yang melimpah, dan tidak merasa angkuh dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
“Jabatan dan harta yang dimiliki hanya untuk kepentingan amaliah-amaliah, tetapi kalau kemudian jabatan harta hanya membuat kita sombong atau hanya membuat kita congkak di hadapan Allah dan di hadapan sesama manusia maka dipastikan tidak menjadi hamba yang dicintai oleh Allah swt,” terang Nasruddin.
Dijelaskannya, bahwa yang dicintai Allah itu termasuk apabila bertemu dengan orang-orang yang bodoh kemudian orang tersebut menyakiti orang yang Ibadurrahman itu, dia tidak membalasnya, tetapi bersabar, bahkan kemudian dia memberikan salam yang baik, sifat yang memang sangat berat ketika orang mengatakan kita membenci dan tidak membalasnya dengan kebencian tetapi dengan kebaikan.
Selanjutnya, sebagai orang yang dicintai Allah, mereka yang menghabiskan waktu malamnya untuk beribadah kepada Allah swt, sedikit waktu tidurnya, tengah malam bangun untuk beribadah disaat orang sedang tidur, kemudian dia shalat taubat, shalat tasbih dan shalat tahajjud.
“Kita ingin meraih dan mendapatkan ampunan, maka beberapa sifat-sifat ini menjadi mutlak untuk dilakukan sehingga dihadapan Allah bisa digolongkan sebagai hamba-hamba yang dicintai dan dikasihi oleh Allah swt,” jelasnya.
Semoga bisa tetap menjaga dan mempertahankan amaliah-amaliah dengan meneladani Rasulullah SAW, bangun tengah malam agar indahnya hati ini merasakan betapa dekat kalau beribadah tengah malam dalam kesunyian.
“Saat orang lain tidur, kita bangun merintih, menangis membayangkan betapa banyak kesalahan, dosa dan maksiat yang telah di lakukan, kita yakin bahwa Allah mengampuni, menghapus dosa dan kesalahan yang dimiliki,” tandas Nasruddin. (kasman)