Palu (Humas Kemenag Kota Palu – Kantor Kementerian Agama Kota Palu kerjasama Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Palu menyelenggarakan Dialog Religi interaktif kajian tematik. Kali ini menghadirkan narasumber, Kakankemenag Kota Palu, Dr. H. Nasruddin L, Midu, M.Ag. didampingi presenter Umi Kalsum dengan tema “Ciri-ciri Pengikut Nabi Muhammad SAW, di Kantor LPP RRI Palu, Senin (5/12/2022).

Kakankemenag, H. Nasruddin L. Midu mengungkapkan, Nabi Muhammad merupakan makhluk paling mulia yang diutus sebagai Rahmatan lil’alamiin. Sebagai umat Islam tentu sangatlah beruntung karena telah dikaruniai Iman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dengan iman inilah kita bisa yakin bahwa Rasulullah memang sebenar-benarnya utusan.

Nasruddin, mengutip ayat (QS. Al-Fath 48:29) mengenai ciri-ciri sifat dan sikap pengikut Nabi Muhammad saw yang statusnya diakui sebagai Umatnya. Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah tegas terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.

“Sikap tegas ini tetap berada pada koridor adab sebagaimana representasi dari risalah Rahmatan lil’alamin. Di balik sisi tegas ini, seorang muslim berkasih sayang di antara umat muslim lainnya,” ujar Nasruddin.

Dijelaskannya, bahwa makna kafir “siapa saja yang melakukan aktivias yang bertentangan dengan tujuan agama Islam”. Oleh karena itu seorang Muslim bisa saja ternilai kafir secara sikap dan perbuatan bila ia melakukan kedurhakaan yang melangar aturan syari’at. Tentu maksudnya adalah statusnya tetap muslim, tapi sikapnya merujuk kepada perbuatan tercela.

Selain itu kata Nasruddin selalu menjaga shalat, rukuk dan sujud serta segala amal ibadahnya hanya mengharap ridha dan balasan dari Allah semata. Dirinya menjelaskan bahwa umat atau pengikut Nabi Muhammad, mereka yang menjaga dan memelihara shalatnya, karena shalat, sebaik-baiknya amalan.

“Mereka menunaikan shalat dengan ikhlas karena Allah dan mengharapkan limpahan rahmat serta keagungan pahala dari Allah swt. Juga Dapat memberikan dampak dalam keseharian bahwa shalat itu menjaga kita dari perbuatan keji dan mungkar,” ucapnya.

Sementara itu, pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud, bersinar dan bercahaya wajahnya di dunia dan di akhirat. Menurutnya, bekas sujud ini lebih dimaknai sebagai wibawa, kharisma yang tampak pada seseorang. Sehingga bila ia dilihat maka yang melihatnya akan tergugah untuk berdzikir, perkataannya menghadirkan kebaikan dan ketundukan kepada Allah SWT.

Ditambahkannya amal kebaikan meninggalkan jejak sinar di dalam hati, cahaya di wajah, dan keluasan rezeki. Ibadah yang ikhlas dilakukan hanya kepada Allah akan tampak pada raut muka orang mukmin. Adapun di akhirat wajah umat nabi Muhammad saw akan bersinar karena sering dibasahi oleh air wudhu yang menjadi syarat sahnya shalat.

“Ciri-ciri ini semua bisa kita capai dengan cara selalu meningkatkan taat kepada Allah dengan cara mengerjakan semua perintah dengan niat yang tulus mendapatkan ridha-Nya, serta berusaha menjauhkan diri dari segala larangan-Nya, semoga kita semua akan menjadi orang-orang yang akan diakui oleh Rasulullah saw sebagai umatnya kelak,” tandas Nasruddin. (kasman)

Similar Posts