Palu (Humas Kemenag Kota Palu) – Seksi Pendidikan Islam Kemenag Kota Palu, melaksanakan kegiatan Ngobrol Pendidikan Islam (ngopi), dengan mengusung tema “Pendidikan Islam di Era Masyarakat Digital”, bertempat di Tanaris Café Kota Palu, Kamis (27/10/2022).
Ketua Panitia, Kasi Pendidikan Islam Kemenag Kota Palu, Irsan dalam laporannya, mengatakan bahwa kegiatan ngopi ini menghadirkan peserta sebanyak 62 orang antara lain, Kepala Bidang Penmad Kanwil Kemenag Sulteng, H. Kiflin, Kakankemenag Kota Palu, H. Nasruddin L. Midu, Pokjawas, kepala madrasah baik negeri maupun swasta, pimpinan pondok pesantren dan ASN Seksi pendis Kemenag Kota Palu.
“Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan wawasan tentang perkembangan dunia pendidikan Islam di Indonesia khususnya di Kota Palu, serta menyerap isu isu terkini tentang pendidikan islam,” jelas Irsan.
Kakanwil Kemenag Sulteng, Ulyas Taha mengungkapkan, Era digital merupakan kondisi dimana setiap orang dapat mengakses berbagai infomasi dalam jaringan. Berbagai informasi di era ini tersedia secara bebas di dunia maya yang memudahkan siapa saja untuk mengaksesnya tanpa batas ruang dan waktu.
Menurutnya, semangat transformasi digital di madrasah bertumpu pada pijakan utama. yakni pijakan untuk menghindari kemungkinan menjadi kegiatan yang hanya bersifat material belaka. Semangat dan implementasi tranformasi digital madrasah tidak boleh hanya dipahami sebagai pengadaan sarana digital semata dan meminggirkan nilai esensial pada saat yang bersamaan,” ujar Kakanwil.
Selain itu, dunia menjadi tidak ada sekat sama sekali setelah ditemukannya sistem digital. Setiap orang terutama yang lahir sebagai digital native memiliki kecenderungan untuk mencari informasi melalui internet. Mereka lebih suka memanfaatkan fitur-fitur smart phone atau perangkat teknologi lain untuk berselancar di dunia maya baik untuk mencari hiburan atau untuk memenuhi kebutuhan primer.
Ia menambahkan, untuk kebutuhan keilmuan dan akses informasi, seseorang bisa medapatkan artikel dengan bebas tanpa persyaratan sama sekali dalam dunia digital. Fenonema ini di satu sisi adalah hal yang mengembirakan yang menandakan perubahan dunia ke arah yang lebih maju,” ucap Ulyas.
Anggota DPR- RI Komisi 8 Fraksi PDI Perjuangan, Matindas J. Rumambi mengatakan, munculnya teknologi digital dalam skala besar mampu membuka pandangan baru untuk mengembangkan peluang pendidikan, kesetaraan akses pendidikan bagi siapa saja tanpa diskriminasi.
Menurutnya, dunia digital yang bisa dioperasikan dimanapun selama ada jaringan internet dan perangkat keras yang memadai membuka peluang untuk mengembangkan pendidikan secara virtual yang mungkin sebelumnya belum terbayangkan. Dengan munculnya alat ini, pendidikan dapat didistribusikan secara merata tanpa penggunaanya tidak terbatas ruang dan waktu,” ujarnya Matindas.
Selain itu, dengan bermodal jaringan internet dan perangkat keras (hardwere) dalam berbagai tipe, seluruh umat manusia dapat mewujudkan keinginannya dalam waktu yang relative singkat. Masyarakat sangat terbentuk dan termudahkan dalam berbagai hal dengan ditemukanya dunia digital.
Guru Besar UIN Datokarama Palu, Prof. Lukman, sebagai nasumber, mengatakan dunia digital menawarkan percepatan dalam menyelesaikan berbagai persoalan hidup dan dalam memenuhi berbagai kebutuhan manusia.
Lanjutnya, dengan system berbasis digital, setiap orang dapat mengurangi ketergantungan terhadap orang lain. Digitalisasi dalam berbagai elemen kehidupan ini memudahkan siapapun untuk mencari informasi dan ilmu pengetahuan dengan cepat tanpa harus pergi ke luar rumah.
Formulasi pendidikan Islam dirancang untuk melatih, dan membina setiap individu muslim agar cakap dalam keilmuan islam dan pengamalannya dalam setiap hari dan cakap dalam ilmu praktis berbasis terapan untuk mengelola sumber daya alam sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dunia pendidikan,” imbuhnya.
Untuk mewujudkan cita-cita luhur tersebut, pegiat pendidikan khususnya yang membidangi pendidikan Islam dituntut untuk mampu memaksimalkan potensi positif yang terdapat dalam dunia digital dan meminimalisir aspek negatif yang timbul dari munculnya media tersebut.,” ucap Lukman.
Kesempatan yang sama Guru Besar Universitas Tadulako Palu, Prof. Juraid yang juga sebagai pemateri menjelaskan, pendidik seyogyanya mampu melakukan inovasi design pembelajaran dengan memanfaatkan dunia digital. Kemunculan hal ini yang telah menguasi hampir seluruh dimensi kehidupan anak muda tidak dapat dielakkan lagi.
“Menurutnya, digitalisasi Pendidikan Islam, kehidupan manusia senantiasa berkembang seiring hasil temuan riset yang dilakukan oleh ilmuan dunia sebagai upaya untuk mengembangkan keilmuan dan untuk menjawab problematika yang terus berkembang di tengah kehiudpan masyarakat global,” terangnya.
Lanjutnya, kebiasaan menggunakan alat teknologi digital merupakan ciri khusus masyarakat era digital yang harus dijawab oleh pendidikan untuk menyediakan materi pendidikan dalam perangkat digital agar bisa diakses secara virtual oleh peserta didik. “Selain itu, pendidikam Islam yang dilaksanakan harus menjadi kegiatan yang menjembati perseta didik untuk meraih kehidupan yang hasanah di dunia dan akhirat,” tandas Juraid.